Senin, 17 Desember 2012

Khasiat Jambu biiji

. 
Manfaat Jambu Biji

1. Menurunkan berat badan
Kandungan serat dan vitamin, jambu biji membantu menurunkan berat badan. Karena kandungan serat ini akan membuat Anda cepat kenyang, sehingga Anda tidak akan makan terlalu banyak.
2. Kulit bebas jerawat
Astringen dalam jambu biji meningkatkan kualitas tekstur kulit. Jambu biji juga memiliki zat antipenuaan dan membantu menghilangkan jerawat, sehingga kulit terlihat lebih cerah dan sehat.
3. Menurunkan kolesterol
Jambu biji memiliki kandungan pektin yang merupakan serat larut air. Dengan adanya pektin, manfaat jambu biji juga dapat menurunkan kolesterol.
4. Mengobati diare
Adanya kandungan astringen, zat kimia yang akan menyusutkan jaringan tubuh. Selain itu daun jambu biji juga mengandung zat antibakteri sehingga bisa mencegah pertumbuhan bakteri saat terkena disentri. Pembunuh bakteri lain dalam buah ini adalah karetinoid, vitamin C dan potasium. Ekstrak daun jambu biji terbukti dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab diare yaitu Staphylococcus aureus dan E. coli.
5. Mengusir Flu
Ketika sakit flu, makanlah jambu biji. Kandungan zat besi dan vitamin C dalam jambu biji terbukti menyingkirkan virus flu. Jambu biji juga membantu mencairkan lendir dan bertindak sebagai disinfektan di dalam saluran pernapasan.
6. Menurunkan gula darah
Buah dan daun jambu biji bisa membantu menurunkan kadar gula darah sehingga bisa dijadikan herbal untuk diabetes. Jambu Biji juga meningkatkan produksi hormon Insulin. Insulin merupakan hormon yang berfungsi untuk merubah gula dalam darah menjadi gula otot sehingga tidak ada kelebihan gula dalam darah.
7. Mencegah sembelit
Karena kaya serat, jambu biji adalah obat pencahar yang ampuh. Jadi, Anda tidak akan mengalami sembelit dan fungsi saluran pencernaan pun tetap optimal.
8. Meningkatkan asupan antioksidan
Kulit dan biji jambu biji sangat kaya akan antioksidan alami. Di antara antioksidan tersebut adalah likopen, yang melindungi tubuh dari penyakit kanker.

Gizi dan nutrisi ibu hamil


Gizi dan Nutrisi ibu hamil merupakan hal penting yang harus dipenuhi selama kehamilan berlangsung.  Resiko akan kesehatan janin yang sedang dikandung dan ibu yang mengandung akan berkurang jika ibu hamil mendapatkan gizi dan nutrisi yang seimbang. Oleh karena itu, keluarga dan ibu hamil haruslah memperhatikan mengenai hal ini. Gizi atau nutrisi ibu hamil kondisinya sama saja dengan pengaturan gizi mengenai pola makan yang sehat. Cuman saja, ibu hamil harus lebih hati-hati dalam memilih makanan karena mengingat juga kesehatan janin yang sedang dikandungnya.
Bersama dengan usia kehamilan yang terus bertambah, makan bertambah pula kebutuhan gizi dan nutrisi ibu hamil, khususnya ketika usia kehamilan memasuki trimester kedua. Pada saat trimester kedua, janin tumbuh dengan sangat pesat, khususnya mengenai pertumbuhan otak berikut susunan syarafnya.
Nutrisi dan gizi yang baik ketika kehamilan berlangsung sangat membantu ibu hamil dan janin dalam menjalani hari-hari kehamilannya. Tentunya ibu hamil dan janin akan tetap sehat. Selama kehamilan, kebutuhan nutrisi akan meningkat sepeti kebutuhan akan kalsium, zat besi serta asam folat. Ibu hamil haruslah di beri dorongan agar mengkonsumsi makanan yang baik nan bergizi, ditambah kontrol terhadap kenaian berat badannya selama kehamilan berlangsung. Kenaikan berat badan yang ideal berkisar antar 12-15 kilogram.
Agar perkembangan janin berjalan dengan baik, dan ibu hamil dapat menjalani hari-hari kehamilannya dengan sehat, makan konsumsi ibu hamil harus mengandung gizi sebagai berikut:
Kalori. Selama kehamilan konsumsi kalori haruslah bertambah dikisaran 300-400 kkal perharinya. Kalori yang di dapat haruslah berasal dari sumber makanan yang bervariasi, dimana pola makan 4 sehat 5 sempurna harus sebagai acuannya. Baiknya, 55% kalori di peroleh dari umbi-umbian serta nasi sebagi sumber karbohidrat, lemak baik nabati maupun hewani sebanyak 35%, 10% dari protein dan sayuran serta buahan bisa melengkapi.
Asama Folat. Janin sangat membutuhkan asam folat dalam jumlah banyak guna pembentukan sel dan sistem syaraf. Selama trimester pertama janin akan membutuhkan tambahan asam folat sebanyak 400 mikrogram per harinya. Jika janin mengalami kekurangan akan asam folat, maka hal ini akan membuat perkembangan janin menjadi tidak sempurna dan dapat membuat janin terlahir dengan kelainan seperti mengalami anenchephaly (tanpa batok kepala), mengalami bibir sumbing dan menderita spina bifda (kondisi dimana tulang belakang tidak tersambung). Asam folat yang bisa di dapat pada buah-buahan, beras merah dan sayuran hijau.
Protein. Selain menjadi sumber bagi kalori dan zat pembangun, pembentukan darah dan sel merupakan salah satu fungsi protein. Protein dibutuhkan oleh ibu hamil dengan jumlah sekitar 60 gram setiap harinya atau 10 gram lebih banyak dari biasanya. Protein bisa didapatkan dari kacang-kacangan, tempe, putih telur, daging dan tahu.
Kalsium. Berfungsi dalam pertumbuhan dan pembentukan gigi dan tulang janin. Dengan ada kalsium yang cukup selama kehamilan, ibu hamil dapat terhindar dari penyakit osteoporosis. Kenapa hal ini bisa terjadi? karena jika ibu hamil tidak memiliki kalsium yang cukup, maka kebutuhan janin akan kalsium akan diambil dari tulang ibunya. Susu dan produk olahan lainnya merupakan sumber kalsium yang baik, selain kalsium, susu memiliki kandungan vitamin lain yang dibutuhkan ibu hamil, seerti vitamin A, Vitamin D, Vitamin B2 vitamin B3 dan vitamin C. Selain dari susu, kacang-kacangan dan sayuran hijau merupakan sumber kalsium yang baik juga.
Vitamin A. Sangat bermanfaat bagi pemeliharaan fungsi mata, pertumbuhan tulang dan kulit. Selain itu vitamin A juga berfungsi sebagai imunitas dan pertumbuhan janin. Namun meskiun vitamin A sangat dibutuhkan oleh ibu hamil, namun jangan samapi berlebih dalam mengkonsumsinya, karena jika ibu hamil mengalami kelebihan vitamin A hal ini dapat membuat janin terganggu pertumbuhannya.
Zat Besi. Berfungsi di dalam pembentukan darah terutama membentuk sel darah merah hemoglobin dan mengurangi resiko ibu hamil terkena anemia. Zat besi akan diperlukan pada saat kehamilan memasuki usia 20 minggu. Kebutuhan akan zat besi sebanyak 30 mg per harinya. Zat besi dapat diperoleh pada hati, daging atau ikan.
Vitamin C. Tubuh ibu hamil memerlukan vitamin C guna menyerap zat besi. Selain itu vitamin C sangat baik guna kesehatan gusi dan gigi. Fungsi lain dari vitamin C adalah melindungi jaringan dari organ tubuh dari bberbagai macam kerusakan serta memberikan otak berupa sinyal kimia, hal terjadi karena vitamin C banyak mengandung antioksidan.
Vitamin D. Dapat meneyerap kalsium sehingga sangat bermanfaat dalam pembentukan dan pertumbuhan tulang bayi. Vitamin D dapat di dapat dari sumber makanan, susu, kuning telur atau hati ikan.
Jika ibu hamil tidak mengalami berbagai macam gejala seperti anemia, gusi berdarah dan gejala lainnya, maka ibu hamil tersebut dapat dikatakan telah mencukupi kebutuhan akan gizi dan nutrisinya. Hal yang lebih penting untuk mengecek kecukupan nutrisi selama kehamilan adalah tentunya melalui perkembangan berat badan selama kehamilan. Tentunya kenaikan berat badan berbeda-beda tiap bulannya.
Namun bagaimana jika selama kehamilan ibu hamil mengalami kekurangan asupan gizi? maka hal ini bisa berdampak pada terjadinya bayi terlahir secara prematur, mengakibatkan keguguran, adanya kelainan bayi dalam sistem syarafnya, janin berkembang tidak normal, bahkan hingga menyebabkan kematian janin. Jadi, perhatikan betul mengenai asupan gizi selama kehamilan, yang perlu diingat, janganlah memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisi karena kuantitas, tapi gizi yang berkualitas dengan komposisi yang berimbang dan cukup, itu yang terpenting.

jurnal skripsi


Pengaruh Pemijatan pada Bayi Usia 4-6 Bulan terhadap Peningkatan Berat Badan di Desa Pundong Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang
( Effect of Baby Massage at Age 4-6 Months on the Improvement of Weight in Pundong Village Diwek Sub – District Jombang District )
Nining Sugiharti S.Kep.,Ns1, Hj.Yuliati Alie, SPd.,M.Kes2
1Program studi S1 Keperawatan STIKES Pemkab Jombang
ABSTRAK
Bayi usia di bawah 6 bulan hanya mengkonsumsi air susu ibu sehingga gizi untuk pertumbuhan dan perkembangannya sangat tergantung pada ASI. Keadaan ini menuntut produksi air susu ibu baik dan lancar sehingga asupan nutrisi untuk bayi mencukupi energi tumbuh kembangnya. Pada usia 4 - 6 bulan berat badan bayi meningkat 2 kali berat badan lahir dengan rata – rata peningkatan 500 – 600 gram/bulan. Berat badan yang tidak sesuai dengan umur, tidak ada peningkatan berat badan dalam jangka waktu tertentu atau berat badan berlebih menjadi petunjuk adanya gangguan kesehatan. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pemijatan pada bayi usia 4 - 6 bulan terhadap peningkatan berat badan di Desa Pundong Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang.
Desain penelitian dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimen dengan pendekatan Pretest – Posttest group design. Populasinya adalah bayi usia 4 – 6 bulan yang tinggal di Desa Pundong Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang pada 26 Mei – 26 Juni 2011. Sampel yang diambil sebanyak 11 bayi yang memenuhi kriteria inklusi. Variabel independen adalah pemijatan. Variabel dependen adalah berat badan. Pengumpulan data dengan observasi berat badan dan dilakukan penimbangan. Data dianalisis dengan uji statistik paired T-test ( α = 0,05 ).
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh α = 0,000. Karena α ( 0,000 ) < α ( 0,05 ) maka H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemijatan bayi pada usia 4 – 6 bulan terhadap peningkatan berat badan dengan tingkat hubungan kedua sampel 0,918 yang berarti hubungannya sangat kuat.
Pemijatan pada bayi terbukti dapat merangsang nervus vagus yang menyebabkan peningkatan peristaltik usus, menjadikan bayi cepat lapar, sehingga terjadi peningkatan masukan makanan dan produksi ASI yang dapat meningkatkan berat badan. Dengan hasil penelitian ini diharapkan ibu mampu menerapkan pemijatan pada bayinya secara rutin, sehingga dapat membantu meningkatkan berat badan bayi.
Kata kunci : bayi usia 4 – 6 bulan, pemijatan, peningkatan berat badan.
ABSTRACT
Babies under 6 months of age consume only breast milk so that nutrition for baby growht and development is highly dependent on breast milk. This situation demands that both milk production is good and plenty so that the intake of nutrition is adequate for babies as the energy for their growth and development. At the age of 4 – 6 months the baby’s weight can be increased to 2 time his weight at the birth and the average increase is 500 – 600 grams/weight. A weight that is not normal for their age, no weight gain in a certain period of time, or overweight can be an indication of health problems. This study aims to analyze the effect of massage on babies aged 4 – 6 months to the weight gain in the Village District Pundong Diwek Jombang.
The study design which is used in this research is Quasy Experiment with approaches pretest – posttestdesign group. It is population is 4 – 6 months old baby who lived in the village of Pundong Diwek Jombang district on 26 May 2011 to 26 June 2011. Samples was taken on 11 babies who met the inclusion criteria. The independent variable uses in the research is massage while, the dependent variable is weight. Collecting data procedure in the research uses observation of weight carried by weighting. Data were analyzed statisfically with paired T-test Test ( α = 0.05 ).
Based on the research results, obtained α = 0.000. Since α ( 0.000 ) < α ( 0.05 ) then H0 is rejected and H1 ia accepted, so it can be concluded that there is an influence in massaging on babies aged 4 – 6 months for their weight gain with the level of relations between the two samples is 0.918 which means the correlation is very strong.
Baby massage is proven to stimulate the vagus nerve which causes an increase in intestinal peristaltis, making a baby become hungry quickly, resulting in increased of food intake and milk production that can increase the weight. With the results of this study are expected for mother to apply massage for her baby regularly, so it can help improve the baby’s weight.
Keywords : baby of age 4 – 6 month, massage, weight gain.

PENDAHULUAN
Anak memiliki nilai yang sangat tinggi untuk keluarga dan bangsa. Setiap orang tua mengharapkan anaknya dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan tangguh. Tercapainya pertumbuhan dan perkembangan yang optimal merupakan hasil interaksi beberapa faktor yang saling berkaitan yaitu faktor genetika, lingkungan, perilaku, dan rangsangan atau stimulasi yang berguna 3
Berat badan merupakan hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, antara lain tulang, otot, lemak, cairan tubuh, dll. Berat badan dipakai sebagai indikator terbaik saat ini untuk mengetahui keadaan gizi dan pertumbuhan bayi 9 Pada bayi yang lahir cukup bulan, berat badan waktu lahir akan kembali pada hari ke – 10. Berat badan akan kembali menjadi 2 kali lipat berat lahir pada bayi umur 5 bulan, menjadi 3 kali lipat berat lahir pada bayi umur 5 bulan, menjadi 3 kali lipat berat lahir pada umur 1 tahun dan menjadi 4 kali lipat berat badan lahir pada umur 2 tahun 10
Pijat bayi merupakan metode stimulasi berupa terapi sentuh ( touch terapy ) tertua dan terpopuler yang dikenal manusia. Pijat bayi telah lama dilakukan hampir di seluruh dunia, termasuk Indonesia, dan diwariskan secara turun – temurun karena pijat bayi dapat meningkatkan produksi ASI dan merangsang berat badan bayi secara optimal 8
Laporan Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) menunjukkan, kesehatan masyarakat Indonesia terendah di Asean dan peringkat ke-142 dari 170 negara. Data WHO itu menyebutkan angka kejadian gizi buruk dan kurang gizi pada balita pada tahun 2002 masing – masing meningkat menjadi 8,3 % dan 27,5 % serta pada 2005 naik lagi menjadi masing – masing 8,8 % dan 28 %. Kondisi ini cukup mengkhawatirkan. Dampaknya pada pertumbuhan dan perkembangan anak, kekurangan gizi juga termasuk salah satu penyebab utama kematian balita. Data WHO 2002 menunjukkan 60 % kematian bayi dan balita terkait dengan kasus gizi kurang 1
Berdasarkan Badan Pusat Statistik ( BPS ), gizi buruk di Jawa Timur masih tergolong tinggi. Jumlah balita yaitu bayi baru lahir yang berusia 0 sampai menjelang tepat 5 tahun yang memiliki  berat badan abnormal tercatat sebanyak 5.600, sementara sebanyak 187 balita masih tahap pengawasan sekaligus penanganan 7
Penelitian tentang pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat badan bayi yang juga dilakukan oleh Dasuki ( 2003 )3 memperoleh hasil bahwa pada kelompok control kenaikan berat badan sebesar 6,16 %, sedangkan pada bayi yang dipijat terdapat kenaikan sebesar 9,44 %. Hal ini menunjukkan bahwa pijat bayi dapat menjadi stimulasi positif dalam usaha peningkatan berat badan, disamping pemberian makanan pokok berupa ASI eksklusif untuk bayi di bawah umur 6 bulan 6
Merujuk pada kondisi tersebut di atas maka peneliti tertarik untuk mengidentifikasi pengaruh pijat bayi pada bayi umur 4 – 6 bulan terhadap peningkatan berat badan di Desa Pundong Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang.
MATERI DAN METODE
  Desain penelitian merupakan rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti sebagai ancar – ancar kegiatan yang akan dilaksanakan 2
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Quasi – Eksperimen dengan pendekatan pretest – posttest group design. Di dalam design ini, observasi dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen ( 01 ) disebut pre-test, dan observasi sesudah eksperimen ( 02 ) disebut post-test. Perbedaan antara 01 dan 02 yakni 02 – 01 diasumsikan merupakan efek dari treatment / eksperimen 2
Populasi adalah setiap subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan 5 Populasi pada penelitian ini adalah semua bayi yang berusia 4 – 6 bulan pada tanggal 26 Mei – 26 Juni 2011 yang tinggal di Desa Pundong Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang yang berjumlah 13 bayi.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang dipilih dengan sampling tertentu untuk bisa memenuhi atau mewakili populasi 5 Pada penelitian ini sampelnya adalah bayi yang berumur 4 – 6 bulan pada tanggal 26 Mei – 26 Juni 2011 yang tinggal di Desa Pundong Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 11 bayi.
Sampling adalah pengambilan sampel penelitian dengan cara atau teknik – teknik tertentu, sehingga sampel tersebut sedapat mungkin mewakili populasinya 4 Penelitian ini menggunakan sampling non-probability dengan metode purposive sampling yaitu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi sehingga sesuai dengan yang dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya 5
Variabel penelitian adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu ( beda manusia, dll ).
1. Variabel bebas ( independen ) adalah variabel yang mempengaruhi atau penyebab 2 Pada penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah pemijatan.
2. Variabel terikat ( dependen ) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independent 4 Yang menjadi variabel dependen pada penelitian ini adalah berat badan.
   Data dianalisis dangan menggunakan uji statistik paired  T – test ( α = 0,05 ). Keeratan antara variabel bebas dan variabel terikat dilihat dari nilai koefisien korelasinya seperti tabel berikut :
Tabel 1 Pedoman untuk memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi.
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00-0,199
0,20-0,399
0,40-0,599
0,60-0,799
0,80-1.000
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih. Arah dinyatakan dalam bentuk hubungan positif atau negatif.
Hubungan dua variabel atau lebih dikatakan positif, bila nilai suatu variabel ditingkatkan, maka akan meningkatkan variabel lain, dan sebaliknya bila satu variabel diturunkan maka akan menurunkan nilai variabel yang lain.
Hubungan dua variabel atau lebih dikatakan negatif, bila nilai satu variabel dinaikkan, maka akan menurunkan variabel lain, dan sebaliknya bila satu variabel diturunkan maka akan menaikkan nilai variabel yang lain.

HASIL
Pada bab ini akan disajikan penelitian tentang pengaruh pemijatan pada bayi usia 4 – 6 bulan terhadap peningkatan berat badan di Desa Pundong Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang yang dilakukan pada tanggal 26 Mei 2011 – 26 Juni 2011.

Tabel 1. Distribusi frekuensi asupan nutrisi responden di Desa Pundong Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang 26 Mei 2011.
No
Asupan Nutrisi
Frekuensi
Prosentase
1.
ASI
11
100 %
2.
PASI
0
0 %
3.
ASI + PASI
0
0 %

Total
11
100 %
Sumber : Data Primer, 2011
Berdasarkan data di atas seluruh responden mendapatkan asupan nutrisi berupa ASI yaitu sebanyak 11 bayi ( 100 % ).

Tabel 2. Distribusi berat badan responden setelah dilakukan pemijatan di Desa Pundong Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang 26 Juni 2011.
No
Responden
Berat Badan
1.
A1
9400
2.
A2
6500
3.
A3
6500
4.
A4
7100
5.
A5
6800
6.
A6
6700
7.
A6
7100
8.
A7
6500
9.
A8
6900
10.
A9
6900
11.
A10
7900

Jumlah
78300

Rata – rata
7118,18
Sumber : Data Primer, 2011
Berdasarkan data di atas berat badan rata – rata seluruh responden setelah dilakukan pemijatan adalah sebesar 7118,18 gram, dengan berat badan terbesar 9400 gram dan berat badan terkecil 6500 gram.                                                    
PEMBAHASAN

Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Berat Badan
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa ASI merupakan asupan nutrisi utama bagi seorang bayi yaitu 100 %. Nutrisi memang merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan berat badan, soetjiningsih ( 2003 )9 menjelaskan dalam bukunya bahwa bayi yang mendapat asupan gizi ( nutrisi ) yang seimbang baik kualitas maupun kuantitasnya meliputi : air, karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral, akan memperoleh energi yang cukup untuk pertumbuhannya.
Secara normal berat badan bayi akan meningkat sesuai usia apabila mendapat cukup asupan nutrisi. Dalam penelitian ini, faktor yang mempengaruhi berat badan tersebut di atas diabaikan pengaruhnya karena merupakan faktor umum penyebab peningkatan berat badan. Dengan asumsi bahwa tanpa stimulasi tambahan ( pijatan ), maka berat badan bayi akan meningkat sesuai standar umum berdasarkan teori yang telah peneliti kemukakan di atas.

Terjadinya Peningkatan Berat Badan karena Adanya Stimulasi ( Pemijatan )
Berdasarkan analisis tentang peningkatan berat badan pada bayi usia 4 – 6 bulan sebelum dan setelah mendapatkan pemijatan didapatkan peningkatan rata – rata berat badan sebesar 818,182 gram yaitu sebelum dilakukan pemijatan 6300 gram menjadi 7118,18 gram setelah dilakukan stimulasi pemijatan bayi selama 4 minggu. Peningkatan ini terjadi dengan nilai terkecil 500 gram dan nilai terbesar 1500 gram.
Pijat bayi merupakan metode stimulasi berupa terapi sentuh ( touch therapy ) tertua dan terpopuler yang dikenal manusia. Pijat bayi dapat meningkatkan produksi ASI dan merangsang peningkatan nafsu makan sehingga dapat meningkatkan berat badan bayi secara optimal 8 Peningkatan berat badan badan bayi ini terjadi karena bayi yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervus vagus ( saraf otak ke – 10 ) yang membuat kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin meningkat sehingga penyerapan sari makanan menjadi lebih baik. Penyerapan makanan yang lebih baik akan menyebabkan bayi cepat lapar dan lebih sering menyusu. Akibatnya produksi ASI akan lebih banyak.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
1.       Berat badan bayi sebelum dilakukan pemijatan seluruhnya mempunyai berat badan baik.
2.       Berat badan bayi pada minggu ke – 4 setelah dilakukan pemijatan seluruhnya mengalami peningkatan dengan rata – rata peningkatan sebesar 818,18 gram.
3.       H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti pemijatan pada bayi usia 4 – 6 bulan berpengaruh terhadap peningkatan berat badan dengan tingkat keeratan hubungan sangat kuat.



DAFTAR PUSTAKA

1.       Anne, A.2006.Status Gizi Menurut WHO.at: Http: /Victor-Health.blogspot.com/articles/2006/12/status-gizi-balita-menurut WHO.html. Diakses pada tanggal 29 Maret 2011.
2.       Arikunto, S.2002.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:Rineka Cipta.
3.       Dasuki, M.2003.Pengaruh Pijat Bayi terhadap Kenaikan Berat Badan Bayi Umur 4 Bulan.( Tesis Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Gizi dan Kesehatan UGM ).Yogyakarta.
4.       Notoatmodjo, S.2002.Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta.
5.       Nursalam.2003.Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan:Pedoman Skripsi,Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika.
6.       Prasetyono.2009.Tehnik-tehnik Tepat Memijat Bayi Sendiri.Jogyakarta:Diva Pers.
7.       Puslitbang Jatim,2007.Cara Membuat Status Gizi Balita Meningkat.Avilable at:http://Victor-health-blogspot.com/articles/2007/12/cara-membuat-status-gizi-balita.html. Diakses pada tanggal 29 Maret 2011.
8.       Roesli, U.2001.Pedoman Pijat Bayi.Edisi Revisi.Jakarta:Trubus Agriwidya.
9.       Soetjiningsih.2003.Tumbuh Kembang Anak.Jakarta.EGC
10.    Santrock,John.W.2007.Perkembangan Anak.Jakarta:Erlangga.